Selasa, 28 Januari 2014

Raja pengasih

Raja Ilmu Pengasih

Membaca judul di atas tentu saja para sahabat membayangkan kehebatan ilmu pengasih yang satu ini. Ya, nama yang saya dapatkan dari sang guru memang demikianlah adanya: Raja Ilmu Pengasih! Bisa jadi, sebutan “raja” ini disematkan karena memang sesuai dengan kehebatan yang dimiliki oleh amalan ilmu ini, meski saya sendiri belum pernah sekalipun menguji kehebatannya dengan tujuan untuk memelet seorang gadis yang saya cintai. Maklum saja, ilmu-ilmu semacam ini memang tak patut untuk diujicobakan kehebatannya kepada target khusus atau perorangan dalam konteks asmara, sebab efek gaibnya bisa sangat fatal akibatnya. Misalnya saja, jika saya memelet seorang gadis dengan ilmu ini dan saya tidak serius dengannya, atau dalam arti hanya ingin mempermainkannya, maka bisa jadi gadis itu akan mengalami gangguan jiwa yang sulit untuk disembuhkan, sehingga akan merusak masa depan yang bersangkutan. Karena itulah, mengawali tulisan ini, penting saya tegaskan agar para sahabat sekalian jangan menggunakan ilmu ini untuk tujuan main-main, atau hanya sekedar ingin menguji kehebatannya semata.
Penting pula diketahui, amalan ilmu Raja Ilmu Pengasih ini juga bisa digunakan untuk tujuan pengasih yang sifatnya umum. Tentu saja ada rahasia serta kunci-kunci khususnya, yang beberapa di antaranya akan saya beberkan lewat halaman ini.
Sebelum kita bahas lebih jauh, penting saya ingatkan bahwa amalan Raja Ilmu Pengasih ini sesungguhnya ada dua versi. Versi pertama dalam Bahasa Jawa dan versi kedua dalam Bahasa Arab. Yang akan saya beberkan dalam Rubrik Primbon kali ini hanya versi yang berbahasa Jawa saja. Maaf beribu maaf, untuk versi yang berbahasa Arab tidak dapat saya beberkan karena sifat kerahasiaannya yang memang sangat khusus, disamping juga efek gaibnya yang sangat keras. Nah, penting menjadi catatan, ritual Raja Ilmu Pengasih berbahasa Arab inilah yang salah satunya saya gunakan untuk proses pengisian Gelang Kayu Kaukah Berkaromah, sehingga power gaibnya insya Allah sangat baik, seperti yang telah dibuktikan oleh sejumlah orang yang telah memaharinya.
Secara pribadi saya sendiri sangat mempercayai keampuhan power gaib ilmu pengasih bergelar Raja Ilmu Pengasih ini. Mengapa? Karena saya mendapatkan pengijazahan ilmu ini langsung dari seorang yang telah mempraktikkannya sendiri. Beliau dikenal dengan nama Ki Marwan Bongkok. Nama aslinya Ahmad Marwani. Karena tubuhnya bongkok sejak lahir maka ia kemudian lebih dikenal dengan sebutan Ki Marwan Bongkok.
Saya mengenal Ki Marwan Bongkok beberapa tahun silam saat berkunjung ke rumahnya yang terletak di lereng Gunung Pulosari, Pandeglang, Banten. Waktu itu usianya sudah 70-an tahun, dan ia sudah mulai sakit-sakitan. Dengan alasan itu maka ia mengundang saya dan mengijazahkan amalan ilmu Raja Ilmu Pengasih ini, baik yang versi Bahasa Arab maupun yang versi Bahasa Jawa.
Waktu itu saya sempat bertanya, “Mengapa Aki tidak mengijazahkan ilmu ini kepada orang lain atau anak-anak Aki sendiri?”
“Kesembilan anak Aki semuanya perempuan, dan Aki pantang mengijazahkan ilmu kepada perempuan. Aki juga tidak memiliki saudara lelaki. Karena itu Aki anggap kaulah orang yang tepat meneruskan ilmu ini,” jawabnya.
Tiga tahun silam Ki Marwan Bongkok menghembuskan nafas terakhirnya dalam usia yang diperkikarakan sudah mencapai 76 tahun. Tanpa bermaksud merendahkannya, saya akan menceritakan sedikit mengenai profil guru saya yang satu ini.
Seperti yang saya singgung di muka bahwa sejak lahir Ki Marwan ini sudah cacat, yakni bongkok, dengan kaki kiri yang juga lumpuh sejak lahir, sedang kaki kanannya relative normal. Oleh karena keadaannya yang sedemikian, bila berjalan ia harus menggunakan tongkat untuk menopang tubuhnya.
Karena tubuhnya yang bongkok itu, maka bila berdiri berendengan dengan saya yang bertinggi badan 172 senti, Ki Marwan hanya setinggi perut saya. Bisa dibayangkan bagaimana sosok pria ini, bukan?
Tetapi tunggu dulu! Walau secara fisik ia memiliki keterbatasan dan banyak kekurangan, tapi dalam soal asmara Ki Marwan ini bisa dibilang jagonya. Bayangkan saja, seumur hidupnya ia sudah menikahi 23 orang wanita yang menurutnya semuanya cantik. Maksud saya bukan dinikahi dalam waktu bersamaan, namun statusnya kawin cerai dan bila dihitung sudah berjumlah sedemikian itu.
Bahkan, dalam ceritanya kepada saya, Ki Marwan mengaku pernah menyatukan ke-4 orang isterinya dalam satu rumah sekaligus. Dan, dari keempat isterinya inilah Ki Marwan mendapatkan 9 orang anak yang kesemuanya perempuan. Ketika meninggal ia sudah memiliki beberapa puluh orang cucu dan cicit.
Yang juga terasa unik, katika saya bertemu dengannya ternyata Ki Marwan masih beristerikan seorang wanita yang usianya terpaut jauh dengannya. Saya taksir isteri Ki Marwan ini baru berusia sekitar 40-an tahun. Dan menurut Ki Marwan perempuan inilah yang terhitung sebagai isterinya yang ke-23.
“Insya Allah ini yang terakhir, sebab saya sudah tua dan sakit-sakitan!” celotehnya sambil terkekeh-kekeh. Dan memang perempuan yang saya sapa sebagai Umi Leha itu akhirnya menyandang status sebagai isteri terakhirnya, sebab tak lama kemudian Ki Marwan Bongkok tutup usia.
Masih tentang Ki Marwan Bongkok. Dalam bincang-bincangnya dengan saya ia juga sempat menceritakan pengalaman masa mudanya yang sangat menyedihkan. Ketika itu ia masih tinggal di kampung halamannya di daerah Malimping, Banten Selatan. Ia mengalami masa-masa yang sangat sulit. Akibat penampilan fisiknya yang penuh dengan kekurangan itu ia banyak dihina oleh gadis-gadis di desanya. Jangankan bisa memikat hati mereka, untuk sekedar bertegur sapa saja tak ada seorang gadis pun yang sudi melayaninya.
Sampai suatu ketika ia mendapatkan pengalaman yang sangat pahit. Seorang gadis meludahi wajahnya hanya karena ia nekad menyapanya. Gadis itu bernama Salmah, putri kepala desa setempat. Berawal dari kepahitan inilah Marwan muda kemudian pergi mengembara meninggalkan desanya. Sampai kemudian pengembaraanya berakhir di sebuah desa terpencil di Kediri, Jawa Timur. Di tempat ini ia mesantren selama bertahun-tahun, dan dari Kyai-nya pula ia diberi ijazah amalan ilmu Raja Ilmu Pengasih.
“Korban pertama Ilmu Raja Pengasih, ya si Salmah itu. Padahal waktu itu dia sudah bersuami, tapi Aki tetap nekad memeletnya. Dia bercerai dengan suaminya dan langsung aki nikahi. Warga sekampung jadi geger!” Begitulah cerita Ki Marwan Bongkok sambil kembali terkekeh-kekeh.
Nah, agar para sahabat tidak semakin penasaran, berikut ini saya beberkan amalan ilmu Raja Ilmu Pengasih versi Bahasa Jawa:
BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM. NIAT INGSUN AMATEK AJIKU KI SEMAR PUTIH. TEGUH MAHAL SELAMAT ALLAH ORA KATUN. SERI PUTIH SEJATI PATINING URIP METU SAKING PENGUCAP PENINGGIL MIJIL. SUKMA ANONTON INTENING SANG MAYA PUTIH. BOCAH KEMBAR BINAYUNGAN. YA INGSUN ANAKE ARJUNA PUTRI. KAIRING KI SEMAR PUTIH. NYAI KILUYU TEKA WELAS TEKA ASIH TEKA KEDAK TEKA LEREK. TEKA TALUH TEKA SUJUD ROHE SI JABANG BAYI “SEKALIAN MANUSIA” MARANG ROH SI JABANG BAYIKU….(sebut nama sendiri). LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR ROSUULULLAAH.
Cara mengamalkannya:
- Puasa mutih 3 hari 3 malam dan patigeni sehari semalam. Maksud puasa mutih di sini sahurnya hanya makan nasi putih dan minum air putih. Namun ketika berbuka yang boleh dimakan hanya 3 biji pisang emas dan segelas air putih. Ingat, Anda diperbolehkan makan setelah waktu Isya, namun yang boleh dimakan khusus hanya makanan yang tidak berasal dari bahan-bahan yang bernyawa (Inilah yang dinamakan puasa mutih menurut Ilmu Hikmah, jadi sedikit berbeda dengan puasa mutih versi Kejawen).
- Lakukan ini selama 3 hari berturut-turut, dan pada hari terakhir (hari ketiga) hendaklah melakukan patigeni. Maksudnya, setelah waktu Isya Anda meniatkan diri untuk tidak tidur, tidak makan dan minum pada malam itu hingga siang hari (hari keempat), sampai kemudian berbuka pada waktu Magrib dengan sepiring nasi putih dan segelas air putih juga. Setelah masuk waktu Isya Anda sudah diperbolehkan makan seperti biasanya.
- Yang penting diingat, ritual puasa ini sangat baik dan jauh lebih berbobot bila dimulai pada hari weton/kelahiran Anda.
- Selama menjalankan puasa tersebut Anda harus membaca amalan di atas sebanyak kemampuan Anda tanpa perlu dihitung bilangannya. Semakin banyak tentu semakin baik. Bacalah setiap habis sholat fardhu dan malamnya sehabis sholat Hajat atau Tahajud.
- Setelah tamat menjalankan ritual puasa sebagaimana dijelaskan di atas, amalan di atas cukup dibaca sekali saja setiap hari, terutama ketika Anda akan melakukan aktivitas di luar rumah. Setelah membacanya usapkan kedua belah telapak tangan ke wajah. Insya Allah wajah Anda akan menawan, berkharisma dan muda menarik hati siapa saja yang melihatnya.
Lalu, bagaimana jika hendak ditujukan untuk menawan hati sang pujaan hati? Mudah saja. Lafadz “SEKALIAN MANUSIA” (sengaja saya beri tanda kutip agar mudah mengingatnya) diganti dengan nama orang yang Anda tuju. Tetapi ingat, setelah berhasil menawan hatinya maka Anda harus menikahinya. Jangan sekali-kali menggunakan ilmu ini untuk tujuan balas dendam atau mencari kepuasan semata. Gunakanlah hanya untuk tujuan mencari pasangan hidup sesuai dengan kehendak dan ridho Allah, atau untuk tujuan positif agar Anda disukai oleh banyak orang.
Demikianlah uraian mengenai amalan ilmu Raja Ilmu Pengasih versi Bahasa Jawa. Sekedar catatan, perbedaan signifikan ilmu Raja Ilmu Pengasih versi Bahasa Jawa dengan versi Bahasa Arab hanya terletak pada manteranya, sedangkan cara ritualnya hampir sama persis. Akan tetapi yang istimewa, Raja Ilmu Pengasih dalam Bahasa Arab khasiatnya lebih dahsyat dan bisa juga digunakan secara khusus untuk tujuan perorangan namun di luar konteks asmara. Misalnya saja untuk menundukkan majikan, atasan, pejabat, suami atau isteri, dan siapa saja sesuai dengan kepentingan kita. Dengan alasan inilah maka saya sengaja memilih ritual Raja Ilmu Pengasih versi Bahasa Arab ini untuk proses pengisian Gelang Kayu Kaukah Berkaromah, disamping pula amalan Ilmu Hikmah lainnya.
Penting diingat, segala ilmu hanya akan berdayaguna bila kita istikomah dalam mengamalkannya. Semoga bermanfaat dan mohon maaf bila ada kesalahan besar ataupun kecil. Insya Allah, Tuhan meridhoi kita semuanya…!

Tiada ulasan:

Catat Ulasan